Kamis, 15 Januari 2009

Lagu GAZA

WE WILL NOT GO DOWN (Song for Gaza) 
(Composed by Michael Heart) 
Copyright 2009 


A blinding flash of white light 
Lit up the sky over Gaza tonight 
People running for cover 
Not knowing whether they’re dead or alive 

They came with their tanks and their planes 
With ravaging fiery flames 
And nothing remains 
Just a voice rising up in the smoky haze 

We will not go down 
In the night, without a fight 
You can burn up our mosques and our homes and our schools 
But our spirit will never die 
We will not go down 
In Gaza tonight 

Women and children alike 
Murdered and massacred night after night 
While the so-called leaders of countries afar 
Debated on who’s wrong or right 

But their powerless words were in vain 
And the bombs fell down like acid rain 
But through the tears and the blood and the pain 
You can still hear that voice through the smoky haze 

We will not go down 
In the night, without a fight 
You can burn up our mosques and our homes and our schools 
But our spirit will never die 
We will not go down 
In Gaza tonight

Download Di Sini

Rabu, 14 Januari 2009

Kiprah Pemuda Dalam Politik

TIAP zaman mempunyai ciri-cirinya. Masing-masing zaman mempunyai tantangan berbeda. Tetapi, suatu hal yang sama, tiap zaman menuntut kepeloporan pemuda. Sejarah Indonesia telah menempatkan pemuda dalam posisi yang sangat strategis.


Pada tiap babakan sejarah pemuda selalu tampil memberikan jawaban yang tepat, sejak zaman penjajahan tahun 1908, tahun 1928, sampai pada proses mencapai kemerdekaan tahun 1945. 

Setelah merdeka peran pemuda sebagai pelopor penegak kemerdekaan tetap berlangsung. Gerakan pemuda juga mampu membangun sekaligus menjatuhkan suatu rezim. Hal ini terlihat ketika zaman Orde Lama dijatuhkan pemuda dan mahasiswa (Angkatan 66), diganti Orde Baru yang juga akhirnya dijatuhkan kembali oleh pemuda dan mahasiswa tahun 1998 dan selanjutnya dikenal Orde Reformasi. 

Pada era reformasi ini bangsa Indonesia banyak mengalami perubahan dari segi kehidupan berbangsa dan bernegara. Konstitusi negara berubah yang diikuti perubahan struktur dalam sistem pemerintahan. Tuntutan reformasi memang menginginkan adanya perubahan dari pemerintahan yang otoriter menjadi pemerintahan yang demokratis. 

Kran demokrasi dibuka lebar-lebar dengan harapan partisipasi masyarakat lebih diutamakan dalam pembangunan bangsa ke depan. Pemilu yang dilakukan berkala oleh rezim Orde Baru digugat agar dilaksanakan lebih demokratis. 

Tahun 1999 telah dimulai babakan baru kehidupan politik bangsa Indonesia, dilaksanakan pemilu berdasarkan UU No 3 Tahun 1999, diikuti 48 partai politik dengan sistem proporsional tertutup. 

Walaupun Pemilu 1999 telah diakui lebih demokratis namun tuntutan reformasi terus bergulir karena dalam pemilu tersebut tidak disertakan nama calon-calon legislator. 

Pemilu yang dilaksanakan tahun 2004 merupakan hasil perubahan sistem pemilu yang sangat mendasar. Dengan UU No 12 Tahun 2003, sistem pemilu dilaksanakan dengan sistem proporsional dengan daftar nama calon terbuka, artinya dalam surat suara tercantum nama-nama calon dan pemilih bisa memilih calonnya secara langsung. Utusan Daerah dan Utusan Golongan yang tidak melalui proses pemilu diganti anggoat Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dipilih langsung oleh rakyat. 

Yang paling signifikan mengalami perubahan dalam kehidupan politik bangsa Indonesia adalah pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung. Inilah pengalaman pertama rakyat Indonesia menentukan sendiri presidennya. Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah pun dilaksanakan secara langsung, pertama kali tahun 2005. 

Dengan adanya perubahan sistem ketatanegaraan Indonesia, pemuda tetap mewarnai parlemen. Tokoh-tokoh pemuda di tingkat nasional sampai daerah banyak yang menempati kursi parlemen. Mereka masuk dalam kepengurusan berbagai partai politik, baik yang ber-platform nasionalisme maupun agama. Menteri Pemuda dan Olahraga pun merupakan tokoh pemuda, mantan ketua KNPI Pusat. 

Namun, kiprah pemuda dalam politik belum mampu membawa bangsa ini keluar dari krisis yang berkepanjangan. Pemuda yang ketika masih menjadi aktivis sangat kelihatan idealismenya, turun ke jalan meneriakkan reformasi dan tegakkan demokrasi. 

Namun, setelah duduk di parlemen tidak terdengar teriak lantangnya untuk memperjuangkan nasib rakyat yang masih dalam kesulitan. Bahkan ada tokoh pemuda yang duduk di parlemen tersangkut kasus pidana korupsi dan penyalahgunaan wewenang. 

Tentu hal ini kontra produktif dengan peran pemuda sebagai pelopor perubahan. Tetapi, harus diakui ada pula pemuda yang terjun dalam politik tetap menjaga idealismenya dan tidak segan-segan menentang ketidakadilan, bahkan berani mengundurkan diri dari jabatannya. 

Ketika orientasi pemuda yang terlibat dalam dunia politik adalah untuk mencari sumber penghidupan atau nafkah, maka nilai-nilai jiwa idealisme yang diperjuangkan ketika menjadi aktivis pemuda maupun aktivis mahasiswa akan luntur. 

Tidak akan ada lagi keberanian untuk menyampaikan kepentingan rakyat yang tidak ada hubungannya dengan kelanggengan kekuasaannya. Kepentingan pragmatis yang selalu diperjuangkan dan cenderung takut kehilangan jabatan, takut dipecat, atau takut tidak dicalonkan lagi oleh partainya. Hal ini memang banyak menimpa tokoh pemuda kita. 

Pemilu 2009 yang akan dilaksanakan 9 April 2009, terlihat dalam daftar calon sementara yang telah diumumkan, eksistensi pemuda sangat dominan. 

Hanya saja tetap akan menjadi pertanyaan mampukah pemuda yang akan duduk di parlemen benar-benar bisa memperjuangkan nasib bangsa ini keluar dari masa transisi dan krisis yang berkelanjutan? 

Optimisme harus tetap dijaga dengan cara menumbuhkan kesadaran bahwa keterlibatan pemuda dalam dunia politik adalah sebuah pengabdian yang tulus untuk membangun cita-cita bangsa yang telah diperjuangkan sejak zaman penjajahan. Untuk menjaga idealisme sebetulnya tidak sulit, asalkan kita paham aturan-aturan yang berlaku, dan tidak menyiasati aturan untuk kepentingan pragmatis, serta menyadari kekuasaan yang berlebihan cenderung akan menjadi korup. 
Cs. Hudaya  15 januari 2009